GERINDRA

GERINDRA
Partai Gerakan Indonesia Raya

Senin, 15 Desember 2014

Tolak Pencabutan Subsidi Listrik untuk Rakyat Kurang Mampu

Kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang juga Wakil Ketua DPR-RI, Fadli Zon, mengungkapkan mengatakan pencabutan subsidi listrik terhadap golongan diatas 1300 VA salah sasaran. Kenaikan listrik akan berdampak pada menurunnya daya beli mereka yang berada di level tersebut. Apalagi di tengah kenaikkan harga BBM saat ini, kenaikkan tersebut kian memberatkan rakyat.

Fadli menegaskan rakyat masih membutuhkan subsidi yang merupakan kebutuhan dasar rakyat. Seharusnya pemerintah melakukan kajian lebih dalam terkait rencana kenaikan tarif dasar listrik dan memberikan penjelasan serta konsultasi lebih lanjut kepada DPR.


Parpol Paling Terbuka

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) kembali menerima penghargaan dari pemerintah melalui Komisi informasi Pusat (KIP) sebagai partai politik paling terbuka dan transparan di Indonesia. Penghargaan ini disampaikan di Istana Wakil Presiden RI, Jumat (12/12/2014).

Ini adalah bukti nyata bahwa Partai Gerindra serius memerangi korupsi mulai dari partai sendiri. Prestasi ini harus terus kita pertahankan sepanjang hayat Partai Gerindra. Salam Indonesia Raya.


Parpol Paling Transparan

Komisi Informasi Pusat (KIP) memberikan penghargaan sebagai partai politik paling transparan dan terbuka terhadap publik di Indonesia. Penilaian dilakukan dalam dua tahapan, yakni penilaian mandiri dan verifikasi website serta visitasi untuk pembuktian langsung dokumen-dokumen atau informasi dari responden badan publik.

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sejak awal berdiri berkomitmen untuk terus menjadi partai yang terbuka dan transparan. Penghargaan ini merupakan bukti keseriusan partai Gerindra untuk memerangi korupsi dan selalu berusaha keras menyajikan laporan aktivitas keuangan dan administrasi partai secara rapi dan transparan.



Jumat, 21 Februari 2014

Lirik Lagu "INDONESIA JAYA"

INDONESIA JAYA
Ciptaan: Fadli Zon

Negeri indah permai...
Aman dan damai...
Warisan pusaka...
Bumi Nusantara...

Subur tanahnya...
Kaya lautnya...
Budaya bhinneka...
Indonesia Raya...

Reff:
Mari kita jaga...
Nusa dan bangsa...
Galang kemenangan...
Partai GERINDRA...

Mari kita jaga...
Nusa dan bangsa...
Galang kemenangan...
Indonesia JAYA...

Selasa, 11 Februari 2014

Maju Indonesia Bersama Prabowo !

Tanpa ragu, tanpa takut. Lawan korupsi!
Lawan Korupsi, Maju Lebih Cepat, juga Resep yang Tepat untuk Indonesia Raya bersama Prabowo!


Kamis, 02 Januari 2014

Gerindra: Pelanggaran HAM 1998 Didaur Ulang untuk Jatuhkan Prabowo

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan, pihaknya tak khawatir dengan isu pelanggaran HAM berat tahun 1998 yang dituduhkan kepada Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurutnya, kasus itu sudah usang dan sengaja diangkat kembali oleh lawan politik untuk menjatuhkan Prabowo. 

Fadli menjelaskan, kasus penghilangan paksa dan penculikan aktivis di 1998 telah diadili di mahkamah militer, dan para pelakunya telah menjalani hukuman. Dengan tegas ia menyatakan bahwa kasus tersebut telah usai. Prabowo tak terbukti sebagai orang yang harus bertanggung jawab. 

"Kasus 1998 itu pernah diadili melalui mahkamah militer, pelakunya (bawahan Prabowo) ada yang dipecat dan dihukum penjara. Itu ada yang dinamakan Tim Mawar, dan sudah selesai," kata Fadli, saat dihubungi, Kamis (7/11/2013) malam. 

Ia menjelaskan, dalam kasus tersebut Prabowo mengambil alih tanggung jawab karena posisinya saat itu sebagai Komandan Jenderal Kopassus. Fadli justru menilai Prabowo sebagai kesatria karena tak lepas tanggung jawab atas apa yang dilakukan anak buahnya. 

Fadli meminta semua pihak tidak menuding Prabowo sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas semua peristiwa yang terjadi di 1998. Ia yakin, pelaku penembakan mahasiswa merupakan oknum dari kesatuan lain, dan penanganan kerusuhan Mei 1998 tidak dapat dibebankan kepada Prabowo. 

"Kalau kita tidak detail mengamati sejarah, hati-hati. Ini kan isu lama yang didaur ulang menjelang tahun politik," ucapnya. 
Bagi Fadli, serangan politik serupa pernah terjadi di tahun politik sebelumnya. Pada 2004 dan 2009, isu pelanggaran HAM berat selalu kembali mencuat dan diarahkan pada Prabowo. Untuk menghadapi itu, Gerindra telah melakukan sejumlah survei terkait permasalahan mendasar yang paling menuai perhatian masyarakat. 

Hasilnya, menurut survei Gerindra, masyarakat lebih tertarik menyoroti masalah ketahanan pangan dan stabilitas harga kebutuhan bahan pokok ketimbang mengurusi isu pelanggaran HAM yang dianggapnya tidak jelas. 

"Silakan saja kalau kasus ini dijadikan senjata politik di 2014. Kalau begitu artinya siapa yang menggunakan senjatanya? Siapa yang memesan? Tapi kita tidak khawatir karena semua sudah clear," tandasnya. 

Sebelumnya, keluarga korban penghilangan paksa dan penculikan para aktivis di kerusuhan 1998 merasa sakit hati atas pernyataan Prabowo bahwa ia tak terlibat dalam kasus tersebut. Menurut para keluarga korban, Prabowo seolah ingin lepas tangan lantaran niatnya untuk bertarung dalam pada Pemilu 2014. 

Pada pekan lalu, dalam sebuah wawancara dengan sebuah media nasional, Prabowo menyampaikan bahwa dirinya tidak terlibat peristiwa penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997-1998 maupun kerusuhan Mei 1998. 

Namun, di kesempatan yang sama Prabowo juga menyatakan bahwa perintah penculikan terhadap para aktivis tersebut semata-mata hanya untuk menjalankan tugas. 

 Menanggapi itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendesak Komnas HAM dan Kejaksaan Agung kembali menyelidiki Prabowo terkait kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di 1998. 

Menurut Koordinator Kontras, Haris Azhar, pernyataan Prabowo tersebut dapat menjadi petunjuk baru akan keterlibatannya. Dalam hasil penyelidikan Tim Pro Yustisia Komnas HAM disebutkan bahwa Prabowo terlibat dalam peristiwa penculikan dan penghilangan paksa aktivis yang terjadi sepanjang 1997-1998 dengan korban orang hilang sekitar 13 orang. 

 Sedangkan dalam kerusuhan 13-15 Mei 1997, sebanyak 293 orang tewas, 1.344 bangunan rusak dan dibakar, 1.009 kendaraan roda empat dan 205 kendaraan roda dua dirusak atau dibakar. Catatan itu belum menyebutkan dampak akibat kerusuhan serupa yang terjadi di luar Jakarta. 

 "Kalau Prabowo bilang hanya menjalankan perintah, jelaskan siapa yang memerintahkannya, siapa saja yang terlibat. Kejahatan ini dilakukan pada orang sipil, maka pertanggungjawaban sipil harus dilakukan juga," kata Haris.

http://nasional.kompas.com/read/2013/11/07/1948102/Gerindra.Pelanggaran.HAM.1998.Didaur.Ulang.untuk.Jatuhkan.Prabowo

Prabowo: Mencegah Indonesia menjadi "Republik Maling"

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengingatkan bahwa tujuan dari Gerindra adalah untuk membuat perubahan besar, menyelamatkan masa depan bangsa, serta membentuk sistem politik dan ekonomi yang kuat dan bersih. Semua ini adalah untuk mencegah Indonesia menjadi negara yang korup, mencegah Indonesia menjadi "Republik Maling". Pemaparan lengkap Prabowo Subianto "Gerindra Harus Pastikan, 2014 Tahun Perubahan!" di Acara HUT ke 5 Partai Gerindra, yang berlangsung tanggal 6 Februari 2013 di DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan dapat disaksikan pada video berikut: