GERINDRA

GERINDRA
Partai Gerakan Indonesia Raya

Minggu, 22 Desember 2013

Behind Enemy Lines

Mengapa saya menggunakan judul film perang termashur itu. Selain karena film perang adalah hoby, Pemilu 2014 bagi saya dan seluruh kader adalah perang sesungguhnya bagi partai Gerindra, setelah perang pertama tahun 2009.
Dalam perang pertama, kita berebut tempat melawan 34 parpol. Dengan kerja keras dan semangat patriotisme tinggi, Partai Gerindra mampu mengungguli parpol-parpol lain bahkan parpol lawas seperti PBB. Pencapaian yang luar biasa untuk partai baru.
Prestasi Gerindra yang sedemikian itu, jelas menimbulkan perasaan tak nyaman pada 9 parpol peserta Pemilu tahun 2014 mendatang. Apalagi, panglima perang Gerindra Letjen.Purn. Prabowo Subianto menjadi idola baru di seantero pertiwi. Jendral berotak brilian putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu digadang-gadang rakyat Indonesia sebagai penyelamat negeri yang gemah ripah loh jinawi ini dari kebangkrutan.
Tapi harapan masyarakat terkadang berbalik 180 derajat dengan harapan para politikus di negara ini. Meski Prabowo adalah harapan rakyat, bagi para politikus, Prabowo adalah musuh yang harus dihambat. Prabowo harus dijegal agar tak bisa dicalonkan sebagai presiden.
Apakah itu berarti, para politikus tuli terhadap suara mayoritas rakyat? Seperti yang tiap hari kita lihat di layar kaca atau media lain bagi para politikus yang saat ini mendominasi senayan, suara rakyat masih kalah dengan kepentingan partai.
Contohnya, saat rakyat tidak setuju kunjungan keluar negeri, wakil rakyat tetap berkunjung ke luar negeri. Hanya wakil rakyat dari Partai Gerindra yang ‘’ndeso’’ karena tidak diperbolehkan mengikuti kunjungan ke luar negeri. Bagi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, ketidaksetujuan rakyat berarti ketidaksetujuan Partai Gerindra. Duit kunjungan ke luar negeri lebih baik digunakan untuk program ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.
Prabowo memang keras. Kader yang salah akan ditindak tegas. Pius Lustrilanang salah satu anggota DPR dari Fraksi Gerindra pernah menerima tindakan keras itu. Saat Pius keceplosan omong tentang pembangunan gedung baru DPR, mantan aktivis itu langsung diberi sanksi.
Ketegasan Prabowo Subianto itulah yang melambungkan namanya dan membuat parpol lain nyap-nyapan. Sebenarnya, upaya untuk menjegal Prabowo Subianto sudah lama dilakukan pihak-pihak tertentu. Ada yang dengan cara keras, ada yang dengan cara halus.
Cara halus yang terbaru dan dikembangkan di tengah masyarakat adalah SILAKAN NYOBLOS PARTAI APA SAJA, YANG PENTING PRESIDEN MILIH PRABOWO. 

 

Bagi rakyat jelata yang tinggal dipedesaan, slogan itu seakan-akan mengangkat nama Prabowo Subianto.
Tapi, seluruh kader Gerindra harus waspada. Karena slogan tersebut justru menjegal langkah Prabowo Subianto. Slogan itu sengaja dikembangkan agar rakyat tidak memilih Partai Gerindra di Pemilu 2014. Karena bila Partai Gerindra tidak mampu meraih 20 persen kursi di DPR, maka Prabowo tidak bisa dicalonkan sebagai Presiden Republik Indonesia.
Untuk itu, seluruh kader harus berjuang keras meluruskan slogan sesat yang dikembangkan para musuh. Tegaskan kepada seluruh rakyat ‘’BILA INGIN PRABOWO MENJADI PRESIDEN, 2014 HARUS NYOBLOS GERINDRA’’. Atau COBLOS GERINDRA UNTUK PRABOWO.
Penegasan itu haruslah dikembangkan terus di sertai penjelasannya. Untuk itu kader Gerindra wajib paham proses Pemilu agar bisa menggempur gerakan musuh meski dikawasan yang dikuasai musuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar